Oleh: Prof. Dr. Idi Warsah, M.Pd.I
Rektor IAIN Curup sekaligus Anggota Tim Monev Ibadah Haji 2025
Pelaksanaan ibadah haji merupakan momen agung yang melibatkan kerja kolektif lintas negara, lembaga, dan sektor pelayanan. Pada tanggal 27 Mei 2025, saya (Prof. Dr. Idi Warsah, M.Pd.I) selaku anggota Tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) Ibadah Haji 2025 bersama dengan Tim mendapatkan kehormatan mendampingi Bapak Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) dalam kunjungan lapangan ke wilayah Arafah, Muzdalifah, dan Mina, yang dikenal dengan sebutan Armuzna. Kegiatan ini bertujuan memastikan kesiapan sarana dan prasarana yang akan mendukung pelaksanaan puncak ibadah haji. Kunjungan ini memperlihatkan semangat dan dedikasi seluruh pihak yang terlibat dalam menyukseskan pelayanan haji tahun ini.
Di kawasan Arafah, kami menyaksikan kesiapan fasilitas yang sangat menggembirakan. Tenda-tenda yang disiapkan untuk jamaah Indonesia terlihat kokoh, luas, dan nyaman. Ruang dalam tenda dirancang untuk memberikan keleluasaan gerak dan kenyamanan maksimal bagi jamaah. Fasilitas pendukung seperti sistem pendingin udara, pencahayaan yang baik, serta toilet permanen dengan sanitasi yang bersih semakin menegaskan kualitas layanan yang prima. Semua unsur ini menunjukkan komitmen penyelenggara untuk memberikan pengalaman ibadah yang optimal kepada para tamu Allah.
Selanjutnya, kami bergerak ke Muzdalifah yang menjadi titik transit penting dalam rangkaian ibadah haji. Kesiapan di lokasi ini juga sangat membanggakan. Area untuk mobilisasi jamaah telah ditata secara sistematis, sehingga proses perpindahan dari Arafah menuju Muzdalifah dapat berlangsung dengan lancar. Lokasi istirahat yang memadai, penerangan yang terang, serta akses logistik yang terbuka memperlihatkan adanya sinergi antarlembaga yang kuat. Jamaah diharapkan dapat menjalani fase ini dengan penuh kenyamanan dan ketenangan batin.
Kunjungan dilanjutkan ke kawasan Mina, tempat jamaah akan melaksanakan mabit dan melempar jumrah. Di lokasi ini, fasilitas tenda pun menunjukkan kesiapan yang sangat baik. Penataan tenda yang rapi, sistem distribusi konsumsi yang terorganisir, serta jalur akses ke jamarat yang aman dan teratur, menambah keyakinan bahwa jamaah akan dapat menjalankan seluruh rangkaian ibadah dengan nyaman. Kehadiran petugas-petugas yang tanggap dan ramah semakin memperkuat rasa aman dan semangat beribadah di kalangan jamaah.
Pelayanan di wilayah Armuzna menunjukkan peningkatan kualitas yang signifikan. Hal ini mencerminkan perencanaan yang matang serta pelaksanaan teknis yang dilakukan dengan sangat baik oleh pihak penyelenggara. Keberadaan Tim Monev di lapangan semakin memperkuat kontrol dan evaluasi agar semua elemen pelayanan berjalan sesuai standar yang telah ditetapkan. Sinergi antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Arab Saudi dalam menyiapkan fasilitas menjadi bukti kuat dari keseriusan kedua belah pihak dalam memberikan pelayanan terbaik kepada jamaah haji.
Sebagai akademisi dan pelayan publik, saya melihat bahwa pengalaman monitoring ini memberikan banyak pelajaran berharga. Pelayanan kepada jamaah haji tidak hanya menyentuh aspek teknis, tetapi juga menyentuh aspek spiritual dan edukatif. Ketika fasilitas fisik tersedia dengan baik, maka pendampingan emosional dan pemahaman spiritual menjadi pelengkap yang sangat diperlukan. Dalam konteks inilah, pendekatan humanis dan informatif oleh para petugas menjadi kunci dalam menghadirkan suasana ibadah yang kondusif.
Saya sangat mengapresiasi profesionalisme seluruh petugas yang terlibat di Armuzna. Semangat pengabdian yang mereka tunjukkan mencerminkan ketulusan niat dan keikhlasan dalam melayani para tamu Allah. Dedikasi ini menjadi inspirasi tersendiri bagi dunia pendidikan, termasuk bagi sivitas akademika IAIN Curup. Keteladanan dalam pelayanan dan disiplin dalam pelaksanaan tugas adalah nilai-nilai penting yang sangat relevan untuk diinternalisasi dalam pengembangan karakter mahasiswa.
Kegiatan monitoring ini juga memperkuat keyakinan bahwa pelayanan ibadah haji Indonesia semakin berkembang secara progresif dari tahun ke tahun. Sistem yang diterapkan semakin adaptif, responsif, dan berorientasi pada kebutuhan jamaah. Pemanfaatan teknologi, penguatan manajemen logistik, serta optimalisasi peran petugas di lapangan memperlihatkan transformasi nyata dalam penyelenggaraan ibadah haji. Semua pihak bekerja dengan penuh koordinasi, integritas, dan semangat kebersamaan.
Saya percaya bahwa dengan kesiapan Armuzna yang sangat baik, jamaah haji Indonesia akan mampu menjalani seluruh rangkaian ibadah dengan penuh khidmat dan kenyamanan. Pelayanan yang diberikan memberikan ruang bagi jamaah untuk fokus pada dimensi spiritualitas dan penghayatan ibadah. Semua pencapaian ini adalah hasil dari kerja keras, kolaborasi, dan komitmen seluruh elemen yang terlibat. Hal ini menjadi motivasi yang besar untuk terus menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan haji di masa-masa mendatang.
Semoga seluruh jamaah haji Indonesia diberikan kekuatan dan kelancaran dalam melaksanakan seluruh ibadahnya. Dan semoga semua pihak yang terlibat dalam pelayanan, dari petugas lapangan hingga tim perencana kebijakan, diberikan keberkahan dan menjadi bagian dari amal jariyah yang mulia. Pelayanan haji bukan hanya sebuah tugas administratif, melainkan panggilan untuk mengabdi dengan sepenuh hati demi kemuliaan umat dan bangsa.
