EMBUN PAGI : CIRI-CIRI ORANG YANG BERUNTUNG

EMBUN PAGI : CIRI-CIRI ORANG YANG BERUNTUNG

Prof. Budi Kisworo, M.Ag

Guru Besar IAIN Curup

Adapun gambaran orang-orang yang bakal memperoleh keberuntungan sebagaimana dijelaskan oleh Khalifah Ali bin Abi Thalib dalam kitab Nahjul Balaghah, ialah :

Orang-orang yang bertaqwa dan beramal saleh. Keadaan mereka itu bahwa kebenaran merupakan inti ucapan mereka, kesederhanaan adalah pakaian mereka, dan kerendahan hati mengiringi gerak-gerik mereka.

Mereka tundukkan pandangan terhadap segala yang diharamkan Allah SWT, dan mereka gunakan pendengaran hanya untuk mendengarkan ilmu yang berguna.

Jiwa mereka selalu diliputi ketenangan dalam menghadapi cobaan, sama seperti ketika mereka mendapat kenikmatan.

Begitu agungnya Allah SWT dalam hati mereka, sehingga selain Dia, menjadi kecil sekali dalam pandangannya.

Begitu kuatnya keyakinan tentang surga, sehingga mereka rasakan kenikmatannya seolah-olah mereka telah melihatnya. Dan begitu kuatnya keyakinan tentang neraka, sehingga mereka rasakan azabnya seakan telah menyaksikannya.

Hati mereka selalu diliputi kekhusukan.

Tak pernah orang menghawatirkan suatu gangguan dari mereka.

Di malam hari mereka merapatkan kaki, melaksanakan salat tahajud, seraya membaca bagian-bagian Alquran dengan memperindah bacaannya. Adapun di siang hari, merekalah orang-orang yang penuh kemurahan hati, berilmu, berbakti, dan bertaqwa.

Tiada mereka pernah merasa senang dengan amal-amal mereka yang sedikit, tetapi tidak pernah pula mereka berpuas hati dengan amal yang banyak.

Selalu mencurigai diri mereka sendiri dan selalu mencemaskan amal pengabdian yang mereka kerjakan.

Bila seseorang dari mereka memperoleh pujian, ia menjadi takut akan apa yang dikatakan orang tentang dirinya. Lalu ia pun segera berkata : ”Aku lebih mengerti mengenai diriku sendiri dan Tuhanku lebih mengerti akan hal itu dari diriku”. Dalam pada itu ia pun lalu berdoa: “Ya Allah, ya Tuhanku, jangan kau hukum aku disebabkan apa yang mereka katakan tentang diriku. Jadikanlah aku lebih baik dari yang mereka sangka, dan ampunilah aku dari segala yang mereka tidak ketahui”!

Tanda-tanda yang tampak pada diri mereka ialah keteguhan dalam beragama, ketegasan bercampur dengan kelunakan, keyakinan dalam keimanan, kecintaaan yang sangat kepada ilmu, kepandaian dalam keluhuran hati, kesabaran dalam kesulitan, kesungguhan dalam mencari yang halal, kegesitan dalam kebenaran, dan menjaga diri dari segala sifat tamak.

Mereka mengerjakan amal-amal saleh, namun hatinya tetap cemas.

Sore hari dipenuhinya dengan syukur, pagi hari dilewatinya dengan zikir, semalam-malaman dalam kekhawatiran, dan keesokan harinya bergembira. Khawatir akan akibat kelalaian dan gembira disebabkan kurnia serta rahmat yang diperolehnya.

Dicampurnya kemurahan hati dengan ilmu, disatukannya perkataan dengan perbuatan.

Dekat cita-citanya, sedikit kesalahannya, khusuk hatinya, mudah terpuaskan jiwanya, sederhana makanannya, bersahaja urusannya, kukuh agamanya, terkendali nafsunya dan tertahan emosinya.

Kebaikannya selalu dapat diharapkan, gangguannya tak pernah dikuatirkan.

Bila sedang bersama-sama orang lalai, mereka tak pernah lupa mengingat Tuhannya, tetapi bila sedang bersama orang-orang yang mengingat Tuhan, mereka tak pernah lalai.

Memaafkan kepada siapa yang menzaliminya, memberi kepada siapa yang menolak memberinya, menghubungi siapa yang memutuskan hubungan dengannya.

Jauh dari perkataan keji, lemah lembut ucapannya, tak pernah terlihat kemungkarannya, jauh sekali keburukannya, tenang selalu walaupun dalam bencana yang mengguncang, sabar menghadapi segala kesulitan, bersyukur dalam kemakmuran.

Pantang berbuat aniaya meski terhadap siapa yang mereka benci, dan tak mau berbuat dosa walau demi menyenangkan orang yang mereka cintai.

Segera mengakui yang benar sebelum dihadapkan kepada kesaksian orang lain.

Sekali-kali tak pernah melalaikan segala yang diamanatkan kepadanya, atau melupakan apa yang telah diingatkan kepadanya.

Tak mau memanggil orang dengan julukan yang tidak disenangi, atau mendatangkan gangguan bagi tetangga, atau bergembira dengan bencana yang menimpa lawan.

Mereka takkan masuk kedalam kebatilan atau keluar dari kebenaran.

Bila berdiam diri, tak merasa risau karenanya, bila tertawa suaranya tak terdengar meninggi, dan bila terlanggar haknya mereka tetap bersabar sehingga Allah SWT-lah yang membalaskan baginya.

Dirinya kewalahan menghadapi ulahnya sendiri, sedangkan orang lain tak pernah terganggu sedikitpun olehnya.

Mereka melelahkan dirinya sendiri demi akherat, dan menyelamatkan manusia sekitarnya dari gangguan dirinya.

Kejauhannya dari siapa yang dijauhinya lantaran kebersihan hati, dan kedekatannya kepada siapa yang didekatinya disebabkan oleh kelembutan hati dan kasih sayangnya.

Bukan karena keangkuhan mereka menjauh, dan bukan karena kelicikan dan tipu muslihat mereka mendekat.

Inilah tipe orang-orang yang bakal memperoleh keberuntungan dan kepada mereka hendaknya kita berteman atau kita jadikan pemimpin.

Ja’alanallah wa iyyakum…