PENGUATAN MODERASI BERAGAMA DI LEMBAGA PENDIDIKAN; SUATU KENISCAYAAN

PENGUATAN MODERASI BERAGAMA DI LEMBAGA PENDIDIKAN; SUATU KENISCAYAAN

Oleh: Dr. H. Abdul Rahman, M.Pd.I

Ka. Prodi MPI S2 IAIN Curup

Lembaga pendidikan, apakah lembaga pendidikan formal, informal maupun non formal sejak dulu sampai kini masih diyakini sebagai satu instrument yang sangat efektif menanamkan nilai-nilai kehidupan dan kelanjutan peradaban suatu bangsa. Bangsa dan Negara yang maju dan memiliki peradaban yang maju selalu menempatkan institusi pendidikan digarda terdepan dalam pembangunan, sebaliknya bangsa dan Negara yang ketinggalan dalam peradaban dan ilmu pengetahuan disebabkan kurang difungsikannya lembaga pendidikan secara maksimal.

Penguatan moderasi beragama lembaga pendidikan formal, informal maupun non formal sangat diperlukan untuk menguatkan cara pandang siswa, baik sikap, maupun praktik beragama secara moderat selanjutnya memantapkan persaudaraan dan kebersamaan di kalangan umat beragama; penguatan harmoni dan kerukunan umat beragama; penyelarasan relasi cara beragama dan berbudaya. Penguatan moderasi beragama di sekolah sejak pendidikan dini memang harus dimulai dari lembaga pendidikan, baik lembaga pendidikan formal, non formal maun informal

Penerapan moderasi beragama dalam bidang pendidikan bertujuan untuk membangun rasa saling pengertian sejak dini antara peserta didik yang mempunyai keyakinan keagamaan yang berbeda, sehingga pada saatnya nanti siswa sudah memiliki pondasi dan dasar yang kuat hidup ditengah masyarakat yang berbeda, agama, pendidikan, budaya, suku, bahasa, pandangan politik dan ekonomi.

Karena, pendidikan moderasi beragama sendiri merupakan suatu pendekatan dalam pendidikan agama bertujuan untuk menghasilkan individu (siswa) yang toleran, mampu berdialog, menghargai keberagaman, komitmen kepada nilai kebangsaan, menjaga toleransi, anti kekerasan, dan menjaga kearifan dan mampu menjaga kedamaian dan keamanan di dalam masyarakat yang beragam keyakinan.

Manfaat moderasi agama di lembaga pendidikan untuk membantu siswa mengembangkan keterbukaan terhadap pandangan dunia yang beragam, serta menghindari konflik atau stereotip yang dapat muncul akibat ketidaktahuan. Moderasi beragama juga memiliki dampak positif pada perkembangan emosional dan mental siswa.

Cara menunjukkan sikap moderasi beragama di kalangan siswa seperti siswa bisa menghargai perbedaan sudut pandang pengamalan ajaran agama sesama siswa. Menghargai perbedaan agama dan keyakinan siswa lain merupakan hal yang sangat penting dalam moderasi beragama. Hal ini dapat dilakukan dengan tidak merendahkan atau mengolok-olok agama siswa lain, serta tidak mengekspresikan keyakinan secara berlebihan yang dapat memicu konflik.

Pada prinsipnya moderasi beragama bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai beragama secara moderat dan saling menghargai hak tiap-tiap insan untuk memilih keyakinan serta cara hidup yang mereka anut. Konsep ini dijalankan secara universal, menjadi jembatan kerukunan umat di dunia.

Untuk mengatasi tantangan dalam penguatan moderasi beragama di Indonesia, dapat dilakukan upaya seperti meningkatkan pendidikan agama yang memadai, mengembangkan program-program edukasi yang mengajarkan nilai-nilai moderat, mendorong kerja sama antar agama dalam mempromosikan toleransi dan persaudaraan, dan memperkuat . Penguatan moderasi beragama pada sekolah harus mengedepankan nilai-nilai integritas, solidaritas, dan tenggang rasa. Nilai-nilai dasar ini adalah bagian penting dari upaya mengembangkan pendidikan agama Islam yang rahmatan lil ‘alamin.

Moderasi beragama merupakan hal yang sangat penting, karena kita hidup di sebuah alam yang transnasional dan bergerak sedemikian rupa serta diharapkan memiliki pondasi yang kuat. Moderasi Beragama adalah cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan berlandaskan prinsip adil, berimbang dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa.

Moderasi beragama bukanlah upaya memoderasikan agama, melainkan memoderasi pemahaman dan pengamalan kita dalam beragama. Bagaimana menjadikan muatan Islam Rahmatan Lil ‘Alamin bisa hidup. Tidak hanya di satu tempat, tapi bisa diimplementasikan di tempat-tempat lain, sekaligus tidak hanya di Indonesia tapi di negara-negara lain juga. Jadi, jika Islam Rahmatan Lil ‘Alamin ini bisa hidup maka akan tercipta damai, nyaman, aman di seantero Nusantara. Indonesia bisa menjadi lokus Islam Rahmatan Lil ‘Alamin di dunia, meski di Indonesia hidup bebagai latar belakang agama, ras, aliran.

Minimal ada lima cara siswa untuk mengaplikasikan konsep moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya:

Pertama, Menghargai perbedaan: Menghargai perbedaan agama dan keyakinan siswa lain merupakan hal yang sangat penting dalam moderasi beragama. Hal ini dapat dilakukan dengan tidak merendahkan atau mengolok-olok agama siswa lain, serta tidak mengekspresikan keyakinan secara berlebihan yang dapat memicu konflik.

Kedua, Meningkatkan pemahaman: Salah satu cara untuk meningkatkan toleransi dan menghindari kesalahpahaman adalah dengan meningkatkan pemahaman tentang agama dan keyakinan siswa lain. Hal ini dapat dilakukan dengan membaca literatur agama, mengikuti dialog antaragama, dan menghadiri acara keagamaan orang lain.

Ketiga, Mempraktikkan nilai-nilai agama: Moderasi beragama juga mengajarkan pentingnya mempraktikkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari siswa, seperti kejujuran, kasih sayang, dan perdamaian. Hal ini dapat membantu siswa meningkatkan kualitas kehidupan dan menjaga harmoni di lingkungan sekitar.

Keempat, Menciptakan dialog anatar siswa: Dialog antar agama merupakan salah satu cara untuk memperkuat hubungan antar kelompok agama siswa. Dalam dialog ini, setiap siswa diharapkan untuk mendengarkan dan memahami pandangan siswa lain, serta mencari solusi yang dapat menguntungkan semua pihak.

Kelima, Menjaga sikap tenang dan tidak mudah terprovokasi: Dalam situasi yang mungkin menimbulkan konflik, sikap tenang dan tidak mudah terprovokasi merupakan sikap yang sangat diperlukan dalam moderasi beragama. Hal ini dapat membantu menghindari terjadinya konflik dan menjaga hubungan yang harmonis.

Suatu kebangaan menjadi bangsa Indonesia, bangsa yang beragam suku dan etnis, beragam pulau, beragam bahasa dan agama, beragam budaya, beragam warna kulit, tetapi bangsanya akur. Bangsa Indonesia saat ini menjadi contoh bagi bangsa dan Negara lain di dunia, karena mampu menyatukan semua keberagaman tersebut menjadi kekuatan dan energy untuk membangun bangsa. Banyak bangsa dan Negara di dunia ini, saat ini tidak mampu menyatukan potensi bangsanya, selalu dilanda perang saudara berkepanjangan, dilanda kekacauan, kemiskinan, salah satunya bisa disebabkan karena tidak memiliki faham moderasi beragama.

Oleh karena itu penguatan moderasi beragama di lembaga pendidikan formal, informal maupun non formal pada semua tingkatan adalah suatu keniscayaan dan kebutuhan yang harus dilaksanaka, seperti selogan mengatakan…kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan kini kapan lagi, (Curup, 19 Juni 2024)