HMS IAIN Crp,- Kementerian Agama Republik Indonesia secara resmi membuka The 23rd Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) , di Kampus UIN Walisongo Semarang. Acara pembukaan dihadiri oleh Wakil Kementerian agama, Jajaran Pimpinan Kementerian Agama, pejabat Gubenur Jawa Tengah dan para ulama pesantren serta Akademisi baik luar dan dalam negeri. Konferensi ini bertujuan untuk mendiskusikan peran agama dalam mengatasi krisis kemanusiaan global dengan tema “Redefining The Roles of Religion in Addressing Human Crisis: Encountering Peace, Justice, and Human Rights Issues”.
Namun Ada yang berbeda dari AICIS ke-23 saat ini, yakni dengan gelaran ASEAN Religious Leaders Summit. Gelaran ini sekaligus menandai distingsi dan keistimewaan AICIS tahun 2024 dibandingkan kegiatan serupa pada tahun-tahun sebelumnya.
Salah satu yang berbeda dari AICIS kali ini adalah digelarnya ASEAN Religious Leaders Summit yang melibatkan para pemuka agama dari berbagai negara di Asia Tenggara. Dalam forum ini, Dr. (HC). K.H. Yahya Cholil Staquf, Prof. Dr. Haedar Nashir, dan sejumlah tokoh agama lainnya menyampaikan pandangan dan gagasan mereka mengenai peran agama dalam menanggapi tantangan kemanusiaan.
Dalam pelaksanaan AICIS ke-23 tahun 2024 ini, ada tujuh isu atau sub tema yang akan dibahas, yaitu 1) Agama, Nasionalisme, dan Kewarganegaraan di Asia Tenggara; 2) Dampak Isu dan Ketegangan Keagamaan Internasional terhadap Nasionalisme, Kewarganegaraan, dan Hak Asasi Manusia; 3) Krisis Kesetaraan, Keadilan, dan Kemanusiaan; 4) Ketegangan Agama dan Kemanusiaan Global; 5) Isu Gender, Spiritualitas, dan Minoritas; 6) Fiqih Siyasah tentang Perang dan Damai: Pasca Kolonial; dan 7) Kebijakan berbasis Maslahah Mursalah, Kesetaraan, dan Pemberdayaan. Penulis tidak hanya berasal dari dalam negeri, tapi juga berasal dari 10 negara, yaitu Afghanistan, Armenia, Mesir, Indonesia, Irak, Malaysia, Moroko, Nigeria, Pakistan, dan Sri Lanka. Mereka terbagi dalam tiga kelompok, Invited Papers (80), Open Panel (100), dan Extended Panel (148).
Wamenag menilai AICIS 2024 menjadi forum strategis mendefinisikan peran agama dalam menghadapi berbagai situasi global saat ini. “Kami berharap bahwa AICIS memberikan wawasan berharga tentang bagaimana kita meredefinisikan peran agama menghadapi krisis kemanusiaan. Dan bagaimana kita dapat bergerak maju menuju dunia yang lebih damai, adil, menghormati atas manusia untuk semua, ” katanya,” kata Wamenag.
Selain itu, Wamenag berharap bahwa setelah AICIS yang mengangkat tema ‘Redefining The Roles of Religion in Addressing Human Crisis: Encountering Peace, Justice, and Human Rights Issues‘ ini digelar, semua pihak bisa bergerak maju untuk mencapai kedamaian, keadilan dan saling menghormati antar sesama.
“Marilah kita terus menjaga dan mendorong semangat dialog terbuka dan saling pengertian membangun jembatan antar keyakinan, menciptakan kedamaian di mana individu merasakan perdamaian merasakan keadilan dan penghormatan terhadap hak hak dasarnya, ” terangnya.
Para pemuka agama ini berasal dari berbagai negara di kawasan Asia Tenggara, antara lain: Dr. (HC). K.H. Yahya Cholil Staquf (Indonesia), Prof. Dr. Haedar Nashir (Indonesia), The Honorable Martinho G. da Silva Gusmão (Timor Leste), Dr. Mohammad Hafiiz Hashim (Brunei Darussalam), Most Venerable Dr. Thich Giac Hiep (Vietnam), Venerable Dr. Vanh Keobundit (Kambodja), Venerable Bhante Sri Pannyavaro Mahathera (Indonesia), Venerable Dr. Seck Kwang Phing (Singapura), His Eminence Orlando Beltran Cardinal Quevedo, O.M.I. (Filipina), Venerable Dr. Sobhita (Myanmar), Venerable Dr. Yon Seng Yeath (Kambodja), Mr. Pastor, Uskup Jayapura Yurianus You (Papua), Dr. Mujahid Yusof Rawa (Malaysia), Phra Dr. AnilMan Dhammasakity (Thailand), Yasmin Busran-Lao, MA (Filipina), Dr. Dato’ Ismail Yahya (Indonesia).
Selain ASEAN Religious Leaders Summit, AICIS 2024 memiliki enam kegiatan di antaranya, Plenary Session, Parallel Session, On Stage Discussion, dan Declaration of Semarang Charter. Selain itu, ada pula agenda lain, seperti Islamic Culture and Civilization Expo, Islamic Higher Education Expo and Journal Clinique, Semarang Cultural Trip, Semarang Halal Food Festival, dan Penanaman Pohon Perdamaian.
Konferensi ini akan dihadiri oleh lebih dari 1200 peserta, termasuk 31 peserta dari luar negeri, yang terdiri dari cendekiawan, dosen, peneliti, dan pemuka agama, termasuk peserta domestik dan internasional, baik peserta aktif maupun pengamat. Kegiatan ini bertujuan untuk mendefinisikan kembali peran agama, terutama Islam, dalam menghadapi tantangan kemanusiaan kontemporer di kawasan Asia Tenggara. Metode Pelaksanaan AICIS bersifat Hybrid (Offline dan Online), yang akan dibagi ke dalam 44 panel dengan 3 bahasa pengantar utama: Arab, Inggris, dan Indonesia.
Rektor IAIN Curup Prof. Dr. Idi Warsah, M.Pd.I di dampingi Wakil Rektor I, Dr. Yusefri, M.Ag. Wakil Rektor II, Dr. Muhammad Istan, SE.,M.Pd.,MM. Kepala Biro AUAK, Dr. Zahdi,M.H.I. Direktur Pascasarjana Prof. Dr. Hamengkubuwono, M.Ak. Kepala LPPM Prof. Dr. Murniyanto, M.Pd, turut hadir dalam kegiatan ini mengatakan.
“Pada Setiap tahunnya Kampus IAIN Curup selalu menjadi bagian dari pelaksanaan AICIS, karena ini merupakan agenda rutin tahunan dari Kementerian Agama RI yang kita harap dapat memberikan sudut pandang dan khazanah keilmuan dengan mempertemukan para ahli dengan akademisi dan para ilmuan dari berbagai penjuru dunia. Dalam rangka mencari solusi terhadap isu human crissis dan memperkuat nasionalisme bangsa lewat pemahaman islam rahmatanlil’alamin dan mengutamakan dialog,” ujar Prof Idi, Kamis (1/2/2024).
Lebih Lanjut Rektor IAIN Curup juga berharap kedepannya ini menjadi pendorong bagi Dosen IAIN Curup agar budaya akademisi dalam menulis dan menjawab permasalahan-permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat terus tumbuh di kampus Tambah Rektor.